Mungkin memang aku, yang belum kunjung dapat memaafkan. Meskipun mengerti bahwa dendam adalah racun dalam tulang, sebuah siksaan. Terus menerus menyakiti diri sambil berulang bertanya, setengah berteriak, berbisik, penuh amarah, karena kebodohan lama.
''Bagaimana? Sudah jera kan? Kapok? Sudah?"
Tidak, jawabku, makin kuat dan mantap.
Aku tidak mau jera.
Pelan-pelan, ia pun berhenti.
(semoga)
(dan aku akan percaya, aku tidak sebodoh itu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar