Getaran pita suara, semakin meninggi dan semakin meninggi. Terlanjur tinggi, tak terkontrol lagi. Bila jatuh, mungkin akan kesakitan--begitu takutnya. Begitu tinggi hingga tanah tak terlihat lagi.
Kita makhluk-makhluk angkasa, begitukah?
Turun, turun, mari kita turun. Aku ingin turun. Bantulah aku turun. Agar aku dapat merasakan kembali hijaunya daun dan wanginya tanah. Agar angin yang tinggi dan ribut kepak sayap tak membawa suara kita.
Agar aku dapat mendengarmu lagi.
Welcome to Wonderland!
A compilation of wonders where things might be found upside down. Feel free to do and say anything out of the ordinary. Wish you a safe journey back into reality after reading all these.
Sabtu, 22 Juni 2019
jera
Mungkin memang aku, yang belum kunjung dapat memaafkan. Meskipun mengerti bahwa dendam adalah racun dalam tulang, sebuah siksaan. Terus menerus menyakiti diri sambil berulang bertanya, setengah berteriak, berbisik, penuh amarah, karena kebodohan lama.
''Bagaimana? Sudah jera kan? Kapok? Sudah?"
Tidak, jawabku, makin kuat dan mantap.
Aku tidak mau jera.
Pelan-pelan, ia pun berhenti.
(semoga)
(dan aku akan percaya, aku tidak sebodoh itu)
''Bagaimana? Sudah jera kan? Kapok? Sudah?"
Tidak, jawabku, makin kuat dan mantap.
Aku tidak mau jera.
Pelan-pelan, ia pun berhenti.
(semoga)
(dan aku akan percaya, aku tidak sebodoh itu)
Rabu, 05 Juni 2019
Jatuh
Aku ingin jatuh sedalam dalamnya
Merasakan terbang meski hanya sedetik saja
Aku ingin hancur
Melebur
Menjadi debu
Tiada aku
Kupikir surga adalah tempat tanpa kata
Dimana aku tak lagi merasa
Tempatku dapat terburai
Hinggap bercengkrama
Hingga tak bersisa
Tanpa raga
Tanpa nyawa
Tanpa kata
Tanpa tanya
Merasakan terbang meski hanya sedetik saja
Aku ingin hancur
Melebur
Menjadi debu
Tiada aku
Kupikir surga adalah tempat tanpa kata
Dimana aku tak lagi merasa
Tempatku dapat terburai
Hinggap bercengkrama
Hingga tak bersisa
Tanpa raga
Tanpa nyawa
Tanpa kata
Tanpa tanya
Langganan:
Postingan (Atom)